Minggu, 17 Mei 2009

Stomatitis pada Anak

Dr. Desiana Nurhayati, SpA
Staf dokter RSU Bunda Margonda


Bagi sebagian orang sariawan hanya sebagai penyakit yang umum dide¬rita anak. Namun, tanpa penangan¬an yang serius, penyakit ini dapat membahayakan. Lalu apa penyebab, gejala, dan terapi sariawan?
Stomatitis adalah peradangan pada mukosa (lapisan lendir) mulut yang bisa mengenai mukosa pipi, bibir dan langit-langit. Stomatitis merupakan infeksi yang dapat terjadi secara tersendiri atau bisa merupakan bagian dari penyakit sistemik. Ada dua tipe utama: stomatitis herpetik akut dan stomatitis aphtosa. Stomatitis tipe herpetik akut biasanya sembuh sendiri, tetapi bisa parah dan pada bayi baru lahir bisa berakibat fatal. Stomatitis aphtosa biasanya sembuh dengan sendirinya dalam 10-14 hari tanpa bekas.


Penyebab
Stomatitis herpetik akut diakibatkan virus herpes simpleks. Hal ini biasa terjadi pada anak umur 1-3 tahun. Sementara penyebab stomatitis aphtosa tidak di¬ketahui, kemungkinan merupakan manifestasi oral dari beberapa kondisi. Faktor pencetus antara lain trauma, stres emosi, kadar serum zat besi rendah, kekurangan vitamin B12 atau folat, menstruasi, hipersensitif terhadap makanan, dan alergi atau reaksi obat.

Tanda-tanda dan Gejala
Stomatitis herpetik akut diawali dengan mulut yang nyeri tiba-tiba, ludah berlebih, bau mulut, menolak makan, dan demam kadang-kadang tinggi (40-40,6ºC). Puncak terjadinya adalah demam dan rewel yang ditunjukkan dengan lesi (ujud kelainan) mulut dalam 1-2 hari. Lesi awal berupa gelembung isi cairan yang jarang terlihat karena cepat pecah. Lesi sisa berdiameter 2-10 mm dan ditutupi dengan lapisan kuning keabuan. Pada saat lapisan terkelupas, yang tersisa adalah luka. Biasanya terjadi pembesaran kelenjar getah bening sekitar mulut. Fase akut terjadi 4-9 hari dan sembuh sendiri. Nyeri biasanya hilang dalam dua sampai empat hari sebelum luka sembuh sempurna. Jika bayi yang menderita stomatitis menghisap jempolnya, luka bisa menjalar ke tangan.
Pada stomatitis aphtosa luka tunggal atau multipel yang nyeri pada mukosa bibir, pipi lidah dan bawah lidah, langit-langit, dan gusi. Lesi awal ditunjukkan dengan ke¬merahan, tonjolan (papul) keras yang cepat erosi menjadi bentuk yang berbatas jelas, luka nekrotik dengan dikelilingi daerah merah. Luka aphtosa kecil berdiameter 2-10 mm dan sembuh spontan dalam 7-10 hari. Luka aphtosa yang besar berdiameter lebih dari 10 mm, sembuh dalam 10-30 hari. Bentuk ke tiga luka stomatitis aphtosa tampak seperti herpes. Bentuk ini ditunjukkan dengan beberapa kelompok lesi 1-2 mm yang bergabung menjadi plak yang sembuh dalam 7-10 hari. Pasien dengan stomatitis aphtosa secara khas mengeluh terbakar, teriritasi dan sedikit bengkak pada lapisan mukosanya.

Diagnosis
Diagnosis berdasar pemeriksaan fisik.

Terapi
Pengobatan stomatitis karena herpes adalah konservatif. Pada beberapa kasus diperlukan antivirus. Untuk gejala lokal dengan kumur air hangat dicampur garam (ja¬ngan menggunakan antiseptik karena menyebabkan iritasi) dan peng¬hilang rasa sakit topikal. Pe¬ng¬¬o¬batan stomatitis aphtosa teru-tama peng¬hilang rasa sakit topikal. Peng¬obatan jangka panjang yang efektif adalah menghindari faktor pencetus.
Perlu diperhatikan pula jangan sampai anak dehidrasi yang antara lain ditandai dengan mulut dan bibir kering, mata cowong, tidak keluar air mata pada saat menangis, tidak kencing dalam enam jam. Terapi penunjang termasuk makanan yang dihaluskan atau cair. Pada kasus yang berat diperlukan cairan intravena dan istirahat tirah baring.

Perawatan
Perawatan yang dilakukan untuk stomatitis antara lain cuci tangan anak dan yang memegang anak sebelum makan atau memberi makan. Beri anak cukup cairan di¬ngin untuk mengurangi rasa sakit, minum susu dapat dengan menggunakan sedotan. Minuman asam misalnya, jus jeruk dan minuman bersoda sebaiknya tidak diberikan. Minuman ini mengakibatkan rasa terbakar di mulut. Makanan lunak mempermudah anak makan, bisa diberikan antara lain yogurt, puding, dan makanan bayi. Bersih¬kan mulut, atau bila bisa kumur sesudah makan.

0 komentar:

Posting Komentar